Senin, 20 Juni 2011

I’m truly fall in love and the same way my heart is broken…

Saat ini memoriku kembali berputar sekitar ± 5 bulan yang lalu. Pada saat itu, masih jelas dalam ingatanku tengah malam, ya benar-benar tengah malam Mama pulang merangkul sebuah selimut berukuran mini. Masih juga lekat dalam ingatanku bagaimana tatapan Mama penuh arti seolah-olah berkata “Kau mau tahu yang kubawa?? Hmmm, lihat lah. I treat you gonna shocking!”

Pada saat itu aku beserta Astrid, adikku tengah  menonton Tv sembari menunggu Mama dan Papa yang tengah pergi kerumah saudara karena alas an penting. Tiba-tiba kami di kagetkan dengan kedatangan mereka, tepatnya Mama yang seperti merangkul seorang bayi. Namun, pada saat itu logikaku menolaknya. Aku piker mana mungkin Mama tengah malam begini bisa-bisa mendapatkan seorang bayi. Namun untuk memastikannya aku segera bertanya pada Mama. Ternyata, Benar! Ia tengah menggendong seorang bayi mungil. Pada saat itu aku langsung melongo takjub, tertawa sambil mulutku menganga tidak percaya akan keadaan yang aku lihat. Berlebihan? Tidak! Tapi itulah perasaanku pada saat itu. Hal ini dikarenakan aku tidak percaya, bagaimana Mama bisa dapat seorang bayi dan membawanya kerumah tengah malam begini. Kau mau tahu, pada saat itu jam menunjukkan pukul 23.55 wib… wow!

Singkat cerita,

Bayi itu bernama Deborah Kasih Priscila. Anak yang pada saat itu berumur 2 bulan, aku tidak dapat menyebutkan sebagai bayi yang cantik karena ia tampak seperti seorang bayi laki-laki J
Kami, sekeluarga langsung jatuh cinta pada bayi ini. Akhirnya, seturut rencana Tuhan My Baby Deborah beserta Ibunya tinggal di rumah karena beberapa alasan. Tampaknya aku harus menjelaskan sedikit kerumitan disini.

Jadi begini, Ibunya Debora ini memilik keluarga kandung di sini. Tapi karena keluarganya ini memiliki sedikit masalah, karena si kakak ipar Ibunya tidak mau menerima dia untuk tinggal bersama dengan mereka maka pada akhirnya Mama menyuruh untuk tinggal bersama-sama dengan kami, di rumah. Ya, rumah kami pastinya. Mama tampaknya kasihan pada mereka (Debora & Ibunya) karena sebetulnya Debora ini adalah anak yatim yang sudah ditinggal oleh Ayahnya sejak di kandungan karena kecelakaan kerja. Dan akhirnya jadilah mereka jadi bagian dari keluarga kami. :’ )

Kami menggilnya Deby, Baby namun lebih sering memanggilnya dedek. Dia sungguh luar biasa. Memberikan suasana positif sejak kedatangannya di tengah keluarga kami. Sungguh pengobat hati pada saat  kami merasa kelelahan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Dan tentu saja pengobat stress buat kami.
Ia tumbuh menjadi bayi yang sehat dan gendut. Lucuuuu sekali. Pipinya sangat tembem, sampai-sampai batang hidungnya hilang karena mukanya di penuhi hanya oleh pipinya saja. Hihihi. Bukan hanya hidungnya yang “hilang” namun lehernya juga tidak tampak saking suburnya. :D Dan tak lupa, sesuai dengan berat badannya, tentu saja gampang ditebak ia doyan makan dan minum susu. Walaupun dia tidak mengkonsumsi ASI, namun Puji Tuhan  perkembangannya baik.

Makin bertambah usianya makin aneh perangai bocah itu. Dia sangat suka ditaruh diatas pundak kami. Ia akan tertawa kesenangan jika kami menggendongnya di pundak kami sambil menjambak rambut orang yang “didudukinya”. Biasanya orang yang melakukan hal tersebut yaitu saya dan abangnya, adik laki-laki saya Daniel Bian.

Banyak tingkah laku aneh yang membuat kami tertawa terpingkal pingkal. Selain bobot tubuhnya yang tidak sesuai dengan umurnya, dia suka memakan kertas dan plastic!!! Hahaha. Tidak perlu susah payah membelikan dia mainan yang mahal. Cukup berikan dia kertas atau plastic dia sudah merasa sangat senang.
Dia juga suka ngomel sendirian diatas kereta-keretanya kalau ia merasa tidak diperhatikan atau merasa di acuhkan. Tentu saja ia mengomel dalam bahasa “aliennya”. Ia juga suka mandi, ia sangat girang jika sudah dimandikan dan dimasukkan dalam baskom mandinya. Namun, ia akan segera murka pada saat orang memakaikannya baju. Hahaha. Entah kenapa si Boncel itu tidak suka di pakaikan baju.

Kebiasaan ku bangun siang juga hilang semenjak keberadaan si Combro’ ini. Betapa tidak, pagi subuh sekitar jam 6.⁰⁰ wib ia sudah ribut mengoceh tak keruan sehingga membangunkanku pagi-pagi.

Tapi sekarang, tepat hari ini.
Aku harus merasakan pepatah yang mengatakan “jika kau bersedia jatuh cinta, demikian kau harus siap patah hati.”

My little angle, Debora harus pergi meninggalkan kota ini, provinsi ini, pulau ini dan hijrah menuju pulau yang di sebut orang Pulau Borneo. Ia harus pergi bersama ibunya, karena “misi” nya di kota ini telah selesai dilaksanakan. Tidak seperti kepergiannya sebelumnya, oh iya.. dia sempat pindah hanya dalam waktu beberapa hari kerumah saudaranya itu karena kebetulan Kakak  ipar yang membenci dia dan ibunya tengah pergi ke luar kota. Namun, tidak beberapa  lama ia kembali lagi dalam pangkuan kami. Hihihi. Sehari sebelum kepindahan sementaranya itu, aku menangis karena saking jatuh cintanya tidak rela ia pergi keluar dari rumah ini. Bahkan sampai pada saat aku mengantarkan ia kerumah Mak tuonya (Kakak Ibunya) aku tidak bisa menahan air mataku.

Namun, berbeda pada saat kepergiannya kali ini, ya kali ini permanently. :’((  Aku tidak menangis malam sebelum keberangkatan dia. Aku mengiklaskan kepergiannya, karena aku tau itu untuk kebaikannya. Aku yakin disana ia akan hidup bahagia bersama keluarganya.

Tapi, setelah keberangkatannya baru aku merasa benar-benar telah kehilangan bayi kecilku yang cantik itu. Tersadar, tidak adala lagi suaranya di rumah ini. Tangisan, gelak tawa maupun dengkurannya tidak bisa aku rasakan lagi di rumah ini. Tiap sudut rumah mengingatkanku akan dirinya. Yang tidak bisa membendung air mataku untuk jatuh sekian kalinya pada hari ini. Tidak ada lagi “mainan” kami dirumah ini. Aku Cuma bisa berharap, walaupun ini tidak mungkin. Bahwa, biarlah ia boleh mengingat salah satu dari kami…  aku, abangnya, kakaknya Astrid, Oma dan Opanya.  Atau kiranya Tuhan mengijinkan untuk suatu saat nanti kami dipertemukan lagi.

…. Dek, semoga kau tumbuh menjadi anak yang pintar, baik dan cantik. Disini, kami tidak akan melupakan kamu. Setiap sudut rumah ini mengingatkan kami pada mu.

Ya, kami sekeluarga benar-benar telah jatuh cinta, dan telah benar-benar patah hati karena kehilangan.

Take care, Dek. Jesus always bless you..
Kiss n hug  


0 komentar:

Posting Komentar