Setelah mencari kata itu di google.id yang ketemu malah hal-hal negative tentangnya. Padahal menurut gue agnomatic itu suatu pandangan yang ikut meramaikan pola pikir manusia tentang keberadaan Tuhan. Agnomatic itu adalah cara pandang yang tidak mempercayai agama. Berbeda dengan Atheis yang tidak mempercayai Tuhan. *mulai ngerti kan bedanya?
Agama yang pada saat ini saya anut adalah Kristen, Kristen Protestan. Seperti rata-rata orang Indonesia saya pun ‘mendapatkan’ agama ini melalui warisan. Banyak hal yang bertentangan dengan logika saya sebenarnya dalam agama ini. Ada beberapa pertanyaan yang bahkan saya tidak bisa temukan jawabannya dan sampai sekarang masih ragu akan pendapat yang diberikan oleh penatua-penatua Gereja. Menurut saya, kurang masuk akal.
Namun, yang menenangkan saya dan yang membuat saya masih dalam lingkup agama ini adalah karena menurut saya pengetahuan tentang Tuhan itu ajaib. Kau tidak akan berhenti bertanya tentang keberadaan Tuhan, sampai kau meyakini ‘Siapa/Apa Tuhanmu’ tanpa alasan.
Aneh, memang. Saya begitu mencintai Yesus. Sangat kagum dengan sosoknya. Bukan karena saya berasal dari ajaran Kristen saya mencintainya. Justru, karena agama lainpun meng-amini keberadaan Yesus sebagai yang awal dan yang akhir. Dimana, hanya dalam tangan-Nyalah seorang hamba diselamatkan pada akhir dari pada zaman.
Tidak layak memang jika saya mencintainya, karena menurut saya jika seseorang mencintai sesuatu atau katakanlah orang, hal yang dia lakukan adalah menyenangkan orang yang dicintainya dengan segala usaha.
Antara sesama manusia, misalnya: berusaha menyenangkan hati orang yang dia cintai dengan cara mengikuti apa yang dikatakan oleh pasangan, berbagi suka-duka huru-hara bersama.
Saya?
Saya follower yang seenak jidatnya. Datang, berbincang mungkin aktif pada saat saya susah dan butuh pertolongan. Dalam berdoa saya juga malas. Nyanyikan lagu pujian? Seminggu sekali pada saat saya pergi ke Gereja.
Agama dan Tuhan itu adalah tafsiran masing-masing orang. Bagi saya agama itu universal dan multitafsir. Agama itu bukan ritual. Saya memandang agama sebagai suatu aturan yang di buat oleh manusia, semacam Undang-Undang. Entah kenapa, saya ada keyakinan bahwa isi dari Alkitab telah mengalami perubahan (walau sedikit) *ampuni saya jika salah ya Yesus
Saya menganggap Tuhan itu sebagai suatu keyakinan. Dimana Dia menginginkan yang terbaik untuk hambanya. Tuhan tidak memandang agama seseorangr maupun ritual yang dijalankannya. Namun Dia melihat tingkah laku ciptaannya terhadap ciptaannya yang lain. Ya sesimple itu saya memaknai Tuhan. Dan sesuai dengan keyakinan saya, Yesus demikian adanya….
Terimakasih, atas kesengajaan ini. Terimakasih atas warisan ini. Terimakasih, telah memilihku *pendeta said..
Tidak pantas aku mengatakan I Love You padaMu, sebab Kau lah yang Mencintaiku..
0 komentar:
Posting Komentar