Rabu, 27 Februari 2013

Will Never Be The Same

Tulisan ini disponsori oleh insomnia buatan. Insomnia dikarenakan tidur siang yang kebablasan.


Baiklah manteman, dimalam yang sesunyi ini~ aku sendiri~ tiada yang menemani~. Jiah malah nayanyi. Etapi, kenyataannya emang bener kaya begitu keadaannya. Jam 4.21am sepi donk, di kamar sendirian? Yakan? Yadonk!
Subuh-subuh gini pikiran terusik karena sesuatu hal. Sesuatu hal itu adalah tentang sikap saya. Jadi nih, saya lagi mikir kenapa saya bisa benci banget sama orang. Sebenarnya kata yang tepat itu bukan benci. Tapi saya gak tau kata yang tepat itu sebenernya apa.
Jadi kronologis perasaannya itu seperti ini :
Saya sepertinya  tipe orang yang loyal sama temen yang udah dianggap sahabat. Jadi kalau ada temen yang butuh bantuan dan itu urgent, saya pasti matian-matian bantuin. Mau hujan badai, gempa bumi, miskin melarat *ini mulai lebay, ok* pasti berusaha menjadi orang yang ada saat dibutuhkan. Sikap ini mungkin dipengaruhi dari Teenlit yang saya baca waktu masih remaja *walaupun sekarang tetep remaja*. Jadi, seperti dikebanyakan Teenlit yang membahas cerita tentang ABG mengenai kehidupan percintaan dan persahabatannya maka jargon "Sahabat itu adalah segalanya" saya aplikasikan dalam kehidupan saya. Apalagi kalau ada temen yang lagi sedih, saya pasti datang deh kalau dese butuhin.
Nah, salah saya adalah saya menganggap kalau semuaaaa orang yang sudah saya anggap sahabat itu juga bakalan melakukan seperti yang saya lakukan kepada mereka. Tetapi, seperti halnya kulit tak sama putih dan rambut tak sama hitam, perkiraan saya itu meleset.

Saya tipe keledai, yang suka jatuh di lubang yang sama berkali-kali. Dikecewain sama sahabat sendiri beberapa kali masih aja bego. Masih melakukan one hundred percent loyalitas ke ybs. Tapiiiiii, saya ya gak sebego keledai juga. Yang terus menerus jatuh lagi dan jatuh lagi, lagi, lagi dan lagi. Si keledai ini bisa berubah menjadi Singa. Yang kalau udah ngamuk ya gak tedeng aling-aling juga. Singa ini bisa ngamuk dan tanpa babibu langsung to-the-point ngomong sama lawannya pedes-pedes tentang perasaannya. Si Singa ini  bakal luapin kemarahan sama yang bersangkutan sampai perasaannya plong. Kalau udah gini, dia gak bakalan lagi menjaga perasaan lawannya. Sappp sappp, tepat sasaran dan tujuan.
Setelah meluapkan kemarahan melalui omongan langsung ke ybs, saya biasanya langsung tak menganggap ybs lagi sebagai  makhluk hidup. Mereka saya anggap invisible, gak kelihatan dan gak exist. Tapi, pelan-pelan saya bakal memaafkan perbuatan ybs tersebut. Ya, mau gimana lagi. Dari kecil otak udah ditanamkan kalau gak boleh dendam sama orang, nanti berkatnya gak turun. Saya mah nehi-nehi kalau Tuhan sampai gak ngasih saya rezeki. Tapi ya itu, walaupun saya sudah memaafkan kondisi pertemanan saya sama ybs tidak akan pernah sama lagi. Bukannya dendam, cuma saya gak mau dikecewain lagi. Trauma sayaaaaa...
Saya itu suka nyimpen apa yang orang perbuat sama saya. Kalau misalnya ybs tingkah perbuatan atau omongan mereka ada yang menyinggung saya, saya gak langsung ngamuk sama ybs. Direkam dulu diotak, 2-3 kali masih dilupakan. Tapi, kalau sudah sampai 4-5 kali saya berubah jadi Singa. Ngamuk tanpa tedeng aling-aling. Ngamuk ini biasanya disertai dengan penggalauan beberapa hari sebelumnya. Memikirkan saya yang salah atau ybs memang sudah keterlaluan. Biasanya disertai riset dulu nih, nanya ke orang-orang keadaan masalahnya kaya gini-kaya gitu. Pendapat mereka bagaimana? Dan pada akhirnya kalau posisi saya dimata orang-orang yang saya curhatin bener, ya saya langsung berubah jadi Singa Gila. Ngamuk tanpa tedeng aling-aling.
Kalau habis ngamuk, biasanya saya langsung diam. Diam karena lega udah ngeluarin uneg-uneg sama ybs. Abis itu ya diem selamanya sama ybs. Mehehehe. Walaupun ybs minta maaf dan berusaha mengembalikan keadaan seperti normal saya mah tetep pada posisi diam ngeselin. Mehehehehe..
Sejauh ini sih gak sampai 5 jari orang-orang yang saya amukin. Mereka cuma beberapa yang sudah membuat hati saya terluka, basah, gak kering-kering. Jadi korengpun enggak karena basah terus lukanya. Aiiiiih, bahasanya.
Jadi ya gitu deh salah satu dari banyak sifat dan kejelekan saya. Ini kayanya gak bakalan berubah dan gak bisa dirubah sikap ini. Dan kalau menurut saya sifat yang kaya gini emang dibutuhkan dalam hidup ini.  Kenapa? Karena, biar orang-orang tahu limit masing-masing. Biar tahu kalau gak boleh seenak udel memperlakukan orang. Hidup itu take and gift kalau kata-kata klisenya.
Nah, sekian dulu random post dari saya subuh ini. Semoga ybs-ybs ini tidak bertambah listnya. Semoga saya juga tahu limit sikap saya sama orang bagaimana.
Sekian dan terima Bule :P
Singa Ciao!

0 komentar:

Posting Komentar